Bocah 6 Tahun Dimakan Harimau - Bengkulu, kekhawatiran harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) akan memakan korban jiwa akhirnya terbukti. Yang tragis, korban mangsa harimau ini seorang bocah umur 6 tahun, Fitriani, warga Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang. Kaki kiri bocah malang itu putus tak bersisa. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.15 WIB, Sabtu (5/11) di perkebunan warga bukit Dendan Kepahiang.
Jenazah korban sempat dibawa lari oleh harimau keliling hutan. Barulah sekitar pukul 13.10 WIB, jenazah korban ditemukan orang tuanya, Yudin (40) di lokasi yang berjarak 50 meter dari pondoknya di bukit Dendan Kepahiang.
Usai menerima laporan, dipimpin Kapolres Kepahiang AKBP Chaerul Yani, S.Ik, Waka Polres Kompol Ramon Zamora Ginting, S.Ik dan Kabag Ops Kompol Max Mariners, S.Ik langsung menuju lokasi dengan menyertakan belasan anak buahnya melakukan evakuasi. Satu unit mobil patroli Ford Ranger milik Polres Kepahiang, diturunkan untuk mengevakuasi jenazah ke rumah duka. “Alhamdulillah walau medan yang sulit dan cuaca hujan terus, anak tersebut sudah ditemukan. Sayang sudah dalam keadaan meninggal dunia,” sesal Chaerul Yani.
Saat pertama kali ditemukan, kaki kiri korban sudah tak ada lagi. Di sekitar jenazah, tampak sisa tulang yang diduga sisa kaki korban. Di leher korban, terlihat jelas bekas cengkeraman serta cakaran di beberapa bagian tubuh lainnya. Karena pihak keluarga menolak untuk diotopsi, petugas langsung melarikan jenzah ke rumah duka untuk segera disemayamkan di TPU Tebat Monok petang harinya.
Bagaimana kronologis kejadian? Kepada RB, Yudin yang merupakan saksi mata kehadiran harimau di hutan Kepahiang tak kuasa mengenang kembali kematian putri bungsunya itu. Sambil menyeka air mata, ia melihat jelas saat harimau tengah memangsa anaknya. “Tahu sapi potong? Sebesar itulah harimau yang memakan anak saya,” ujar Yudin lirih.
Dia memperkirakan, panjang harimau yang dilihat sekitar 120 CM dengan ukuran sebesar sapi potong.
Dituturkan, kedua anak dan istrinya pergi ke Bukit Dendan yang merupakan kawasan Hutan kemasyarakatan (HKm) itu, untuk mengurus kebun sekitar pukul 07.00 WIB dari rumah. Sedangkan ia sendiri, pergi ke kebunnya yang ada di wilayah Keban Agung Bermani Ilir. Begitu tiba di pondok, sang istri Duti (35) langsung berkemas bersiap membersihkan lahan.
Disela-sela waktu luang, Duti membersihkan buah pinang di bagian belakang pondok. Sementara kedua anaknya, Fitriani dan kakaknya Adun (7), berada di halaman pondok bermain sepakbola. “Anak saya yang kecil (Fitriani,red), arahnya memang ke hutan. Sedangkan Adun, lebih dekat ke pondok,” kenang Yudin.
Tanpa didasari keluarga malang itu, harimau yang diduga telah menampakkan dirinya di Talang Kapal Melintang dua hari sebelumnya, sudah lama mengintai. “Makkkk, makkkkkk. Fit dimakan binatang,” teriak sang kakak Adun, yang ditirukan Yudin. Dalam kondisi ketakutan yang tak terhingga, Adun berlari ke arah pondok dan memberitahukan kepada ibunya.
Di tengah kepanikan yang luar biasa, sang ibu sempat mengejar harimau yang memangsa anaknya. Namun hanya tangisan saja, yang bisa disisakan Duti saat kembali ke desa untuk memberitahukan kepada warga. Tak berselang lama, aparat Polres Kepahiang langsunhg tiba di lokasi untuk melakukan evakuasi. “Saat kejadian, saya lagi di Keban Agung, mendapat telepon dan langsung pulang melakukan pencarian,” tambah Yudin.
Lama melakukan pencarian, jenazah sang anak rupanya ditemukan dengan mata kepala Yudin hanya berjarak dari 50 meter dari pondoknya. Diduga, sebelum ditemukan mayat korban telah dibawa berkeliling hutan oleh harimau. Saat itu pula, sang bapak melihat jelas kaki si raja hutan sedang mencengkeram kepala anaknya. “Saya tak tahu lagi apa perasaan saya saat itu, tidak ada rasa takut lagi di diri saya. Pisau yang ada di pinggang saya, langsung saya angkat dan mendekat ke arah harimau,” ungkap Yudin.
Entah karena sudah kenyang atau apa, melihat kedatangan Yudin, harimau tadi pergi menjauh dan meninggalkan mangsanya. “Kaki kiri anak saya, sudah tak ada lagi. Sisa tulangnya masih ada dan saya bawa pulang, untuk dikuburkan,” sedih Yudin dengan perasaan teriris
Sumber: harianrakyatbengkulu
1 komentar:
kasihan banget anak itu,,, udah tahu banyak harimau berkeliaran koq ga di tangkepin sih ama pemerintah.
Posting Komentar