Senin, 14 November 2011

Kisah TKW Tuti Tursilawati Di Arab Saudi

Kisah TKW Tuti Tursilawati Di Arab Saudi - Tki ku sayang Tki ku malang, mungkin ini memang ungkapan yang memilukan bagi Indonesia untuk para Tkw yang bekerja di luar negeri. Salah satu kisah sedih sekaligus berita kriminal adalah mengenai Tuti Tursilawati. Di Arab Saudi Tuti diperkosa 9 pria arab. Tragis benar nasib yang dialami Tuti ini, buruh Migran asal Majalengka Jawa Barat yang sejak 2009 lalu bekerja di Arab Saudi. Tidak hanya menerima hukuman pancung alias dipenggal kepalanya dalam waktu dekat. Ia juga mengalami luka batin yang sangat mendalam. Selain sering mendapat perlakuan tidak senonoh dari majikan, buruh migran yang dituduh membunuh majikannya itu juga sempat diperkosa leh 9 pria di Arab Saudi.

TKW Tuti Tursilawati

"Waktu itu Tuti berusaha melarikan diri. Saat di tengah jalan, ia bertemu dengan salah satu pria. Tuti lantas ditawari jasa untuk diantar ke Mekah, di tempat temannya yang bernama Lia," tutur Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Nismah Abdullah didampingi orangtua Tuti, Warjuki dan Tri Sarmiti dalam keterangan pers Jumat (11/11).

Sialnya, sambung Nismah, Tuti malah tidak diantar ke tujuan yang sebenarnya. Tuti justru dibawa ke salah satu tempat yang tidak ia ketahui. Ia lantas diperkosa secara bergilir oleh 9 pria tak dikenalnya. Tak hanya itu. Uang hasil jerih payahnya pun ikut dirampok para pria biadab tersebut. Setelah itu, ia ditinggal begitu saja.

"Selang dua hari kemudian, Tuti ditangkap dengan tuduhan membunuh majikannya," terang Nismah.

Padahal, lanjut Nismah, Tuti saat itu hanya melakukan pembelaan karena ia hendak diperkosa. Bahkan kabarnya upaya pemerkosaan oleh majikan itu sudah hampir sering ia alami.

"Nah waktu itu ia melawan dengan berusaha kabur dari rumah majikannya. Karena tidak ingin diteriakin dan orang lain tahu, makanya ia menutup mulut majikannya dengan kain. Tanpa diduga ternyata tindakan tersebut yang membuat majikannya meninggal. Jadi sebenarnya pembunuhan itu tidak disengaja," tuturnya.

Ironisnya, hingga kini, para pemerkosa itu masih bebas berkeliaran. Ada kabar pula yang menyebut hanya dihukum 9 bulan penjara. Tentunya itu tidak setimpal dengan Tuti, yang dalam beberapa hari ke depan ini akan dihukum pancung.

Sementara itu, Warjuki dan Tri Sarmiti orang tua Tuti lebih banyak memilih diam. Namun di raut wajah mereka terpancar jelas kesedihan yang sangat mendalam. Sesekali, sang ibu Tri Sarmiti menitikkan air mata.

"Saya rasanya shock. Tidak percaya kalau sampai Tuti bisa setega itu. Karena dia anak yang baik. Saya hanya minta dukungan semua pihak untuk ikut perjuangkan ini. Tolong selamatkan dia. Anak saya itu berangkat dengan selamat jadi harus kembali juga dengan selamat," katanya sambil terisak.

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka menyesalkan sikap pemerintah RI yang sangat lamban dalam merespon persoalan ini. Malah yang lebih menyedihkan lagi, ada pernyataan pemerintah yang menyudutkan Tuti.

"Tidak bisa seperti itu. Katanya Tuti itu pembantu rumah tangga yang sudah permalukan Indonesia di luar negeri. Kalau memang begitu, Kenapa pembantu rumah tangga dikirim ke luar negeri," katanya kesal.

Seharusnya, sambung artis yang akrab disapa Oneng itu, terlepas dari bersalah atau tidak, Tuti pantas untuk dibela. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan bagi warganya di luar negeri sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945.

"Kita semua berharap supaya Tuti nanti bisa diberi keringanan hukuman. Tapi kalau tidak bisa, pemerintah Indonesia minimal harus memfasilitasi pertemuan terakhir Tuti dengan orang tuanya. Jangan lagi bilang tidak ada anggaran. Karena kami di DPR terus dorong penambahan anggaran setiap tahun untuk perlindungan WNI di luar negeri," beber Oneng.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Info Wanita | Lirik Lagu Indonesia